Selasa, 06 Agustus 2019

Published Agustus 06, 2019 by with 0 comment

5 Langkah Menemukan Ide Pokok dalam Paragraf

Bahasa Indonesia_12

Baru delapan detik sejak orang itu menduduki kursi yang terlalu keras itu. Hening. Sebelah tangan menopang dagu. Matanya berkedip beberapa kali. Wajahnya menunjukkan ekspresi bingung.
Di depannya, ada laptop yang menunjukkan artikel mengenai SBMPTN.
DIa scroll mouse. Wajahnya ke layar, tapi pandangannya tidak fokus.
Tangan kanannya kini menggenggam gelas. Menuangnya ke tenggorokan yang sebenarnya tidak haus itu. Tumit kakinya mengetuk-ngetuk lantai. Tangannya pindah lagi ke sisi kanan meja. Sedikit di belakang mouse. Matanya terpejam. Di kepalanya terdengar beat lagu favoritnya belakangan ini. Tangannya bekerjasama dengan kaki, membuat sebuah irama.
Dia membuka mata.
Tangannya meraih handphone.
Lalu dengan secepat kilat membuka Instagram.
Pupil matanya kini terbuka lebar. Dia menekan layar handphone-nya dua kali. Memunculkan tanda love di atas foto seorang perempuan di depan air terjun.
Dia diam di sana. Sampai satu jam lebih. Meninggalkan laptop dan artikel yang baru ia baca dua paragraf itu.
Orang itu, bisa jadi siapa saja. Bisa jadi teman sekelas kamu. Atau bisa jadi kamu sendiri. Ya, kita seringkali tidak fokus ketika dihadapkan pada sebuah artikel atau bacaan. Entah kenapa tangan kita ingin bergerak mengambil sesuatu. Pikiran kita ke mana-mana. Dan hasilnya, artikel tadi tidak terbaca dengan baik.
Microsoft bahkan membuat penelitian tentang fokus, atau yang lebih dikenal dengan attention span iniHasilnya, rentang fokus kita pada suatu hal, saat ini hanya berkisar selama 8 detik. Ini jauh turun sejak tahun 2000 yang mencapai 12 detik.
Bahkan, kita tidak lebih fokus dari ikan mas koki yang rentang fokusnya mencapai 9 detik.
attention span pada orang dan ikan mas koki
Manusia lawan ikan maskoki (sumber: drawception.com)

Ketidakfokusan ini, ditambah penyajian berita saat ini yang cenderung umpan klik (clickbait), tentu akan menambah kegagapan kita dalam menanggapi suatu artikel atau bacaan. Kasarnya, udah kitanya nggak fokus dan “malas” baca, eh artikelnya nggak nyambung judul sama isinya.
Alhasil, mata kita ngadep layar, tapi isi otak ngadep foto Instagram dia. Eh gimana?
contoh artikel clickbait
Contoh artikel clickbait. Hayo kira-kira isinya tentang apa? (Sumber: silabuzz.net)

Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk menemukan ide pokok dari suatu artikel atau bacaan. Supaya apa? Supaya kita tahu sebenarnya apa, sih, inti dari artikel itu? Apa gagasan utama atau ide pokoknya? Supaya selesai baca, nggak main share di grup Whatsapp sambil bilang,
“GILA! ADA ANAK DIKUTUK JADI IKAN PARI KARENA DURHAKA!”
Well, sebelumnya, kita perlu mengetahui pengertian dari ide pokok. Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Makanya, nama lain ide pokok adalah gagasan utama. Ide pokok terdapat di kalimat utama dan setiap satu paragraf hanya ada satu ide pokok.
Satu hal yang perlu kamu ingat adalah, kalimat utama ≠ kalimat pertama. Kalimat utama bisa ada di kalimat pertama, bisa pada kalimat terakhir, atau bahkan kalimat pertama dan terakhir.
Ada 5 langkah menemukan ide pokok dengan mudah:
5 langkah menemukan ide pokok
Oke, setelah mengetahui kelima langkah untuk menemukan ide pokok, kita akan langsung praktik ya.
Coba perhatikan paragraf berikut:
Orang yang akan pensiun tidak perlu stres. Pensiun berarti tidak bekerja, tetapi mendapat gaji. Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak memiliki beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai. Kalau waktu luang itu bisa dioptimalkan dengan berbagai kegiatan yang positif dan produktif, tentu orang tidak akan terkena stres.
Pada paragraf di atas, ide pokoknya adalah pada kalimat pertama. Yaitu “Tidak perlu stres saat menghadapi pensiun”.
Kenapa?
Kalau kita analisis kalimat-kalimat lain, fungsi mereka hanya sebagai penjelas dari kalimat utama (kalimat pertama). Misalnya, pada kalimat ”Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak memiliki beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai”. Kalimat ini mengacu kepada kalimat utama. Tugas dari kalimat ini adalah memberikan “alasan” dari “Mengapa orang yang pension tidak perlu stres.”
Sekarang kita coba contoh lainnya ya:
Bencana banjir lumpur akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang Selatan menimbulkan berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit yang akan timbul sesudah bencana adalah diare, tifus, leptospirosis dan demam berdarah. Masalah kesehatan pada korban dan masyarkat di sekitar lokasi lokasi bencana harus segera diantisipasi. Beberapa penyakit itu muncul karena lingkungan kotor dan sumber air bersih yang tercemar lumpur.
Pada paragraf ini, ide pokoknya adalah “Bencana banjir menimbulkan berbagai penyakit”
Ada yang tahu kenapa?
Ya, seperti yang bisa kita lihat di atas, kalimat lain dalam paragraf ini hanya “menjelaskan” penyakit-penyakitnya. Pada kalimat dua, misalnya. Kalimat tersebut berisi contoh dari penyakit yang ditimbulkan. Di sisi lain, kalimat terakhir menjelaskan penyebab dari munculnya penyakit tersebut.
Jadi, sudah mulai bisa menemukan ide pokok?
Sekarang coba kerjakan soal berikut ya!



Makan nasi sama mama
Yuk belajar konjungsi bersama-sama
Squad pastinya sudah nggak asing dong sama yang namanya konjungsi. Itu lho penghubung. Nah yang akan kita pelajari dalam artikel ini ialah pengertian dan jenis-jenis konjungsi antarkalimat.
A. Pengertian Konjungsi Antarkalimat

Kamu bisa membayangkan kalau konjungsi itu seperti rel yang menghubungkan satu stasiun dengan stasiun lainnya. Bedanya, kalau rel itu dari besi baja kalau konjungsi itu dari kata.Lalu apa sih pengertian konjungsi antarkalimat?
Konjungsi antarkalimat merupakan konjungsi atau kata sambung yang menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai kalimat baru.

B. Jenis-jenis Konjungsi Antarkalimat
Ada beberapa konjungsi antarkalimat yang akan kita bahas dalam artikel ini ya Squad.
1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan, biasanya digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan tanggapan dalam diskusi.
Contoh katanya, biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.
2. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.
Contoh katanya seperti, sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya.
Contohnya dalam kalimat, Kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan ini dengan berjalan kaki, sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk”
.3. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh katanya, sebaliknya.
Contohnya dalam kalimat, “Kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan ini. Sebaliknya, kita harus menanam pohon baru”
.4. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya.
Contoh katanya : sesungguhnya dan bahwasannya.
Contohnya dalam kalimat Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin”.
5. Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh katanya, malahan dan bahkan.
Contohnya : “Rumah-rumah di Kalimantan kebanyakan didirikan di tepi sungai. Bahkan, ada kampung di tengah laut yang dangkal”.
6. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya.
Contoh katanya, namun dan akan tetapi.
Contoh kalimatnya, Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus waspada”.
7. Konjungsi yang menyatakan konsekuensi.
Contoh katanya, dengan demikian.
Contoh dalam kalimat Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun harus menanggung semua risikonya”.
8. Konjungsi yang menyatakan akibat.
Contoh katanya, oleh karena itu dan oleh sebab itu.
Contoh dalam kalimat “Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka tetap nekat. Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya”.
9. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh katanya, sebelum itu.
Contoh dalam kalimat, “Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka menangkap lima orang pemburu liar.




      edit

0 Comments:

Posting Komentar